CERPEN MENGHARUKAN FEBRUARI AT MOMENT


FEBRUARI AT MOMENT





Kini semua orang menyalahkan aku mereka telah mengira akulah yang mengambil handphone milik fika. Ini fitnah tidak mungkin aku  mengambil barang yang bukan milikku, hati ku pun terpukul ketika seorang temen sekelas ku berani berbica hal yang buruk tentang aku
 “ anna aku tak menyangka kau adalah seorang pencuri” celetuk robby disaat dia lewat tepat di depan ku.
 apa yang ia katakan benar-benar membuat hati ku hancur. Aku hanya bisa pasrah dan yakin bahwa ALLAH SWT bersama hambanya yang sabar, “sebegitu bencikah fika kepada ku sehingga ia harus repot-repot membuat fitnah seperti ini ya allah” gerutu ku dalam hati. Di lain masalahku ini aku masih memikirkan sikap emak yang acuh tak acuh kepada ku akhir-akhir ini dan sikap bapak yang kurasa sudah tak saying lagi kepada aku, beribu cobaan yang aku hadapi dalam waktu satu hari terlebih lagi mengingat malam ini adalah malam minggu yang biasanya setiap malam minggu tiba aku dan emak serta bapak pergi kepasar malem entah untuk jalan-jalan atau sekedar makan bakso, tapi malam minggu ini tidak lagi.
Di sekolah ketika itu tubuhku ditarik menuju kantor BP (Biro Pendidikan), sungguh aku tak merasa gelisah sedikit pun sebab aku tak merasa salah sudah mencuri handphone milik fika bukan aku yang melakukan semua itu di sana aku di cerca haisa-habisan diri ku malu tak berujung, seakan nyali sehat ilang seluruh keberanian ku hilang seketika ketika bu ratna selaku guru BP tetap tidak percaya yang aku katakana “bu bukan saya yang mencuri handpone milik fika” bela ku
“lalu kalo bukan kamu siapa yang mecuri handphone milik fika sudah jelas-ahjelas handphone milik fika ada di dalam ransel mu” seru bu ratna
Aku berusaha menjelaskan akan fakta kalau bukan aku pencurinya, namun bu ratna bersikeras akan bukti yang beliau temukan bahwa akulah pelakunya
Semua perkataan tekah habis ia dengarkan, bosan melihatku berdiri terlalu lama akhirnya aku di persilahkan pulang padahal proses KBM saat itu belum selesau, aku diberi surat pemberitahuan surat orang tuaakan masalahku saat ini.
“Sungguh aku tidak bisa membayangkan bagaimana tanggapan emak dan bapak ketika membaca surat ini ya allah berikanlah aku kekuatan” gerutu ku dalam hati
Setibanya aku di depan rumah yang ku lihat pintu rumahku terkunci rapat, bertanyalah aku kepada tetangga ku
“apakah ibu melihat emak dan bapak saya?” Tanya ku penuh harap
“emak dan bapak mu sebelum pergi mereka berpesan bahwa mereka pergi kerumah nenek dan kakek mu” ujar bu zainal seraya memberitahu
Beberapa kali aku menghubungi ke ponsel bapak dan emak tetapi hasilnya nihil tidak ada jawaban sedikitpun, aku khawatir terjadi sesuatu kepada emak dan bapak tapi akhirnya aku menyusul emak dan bapak. Bismillah …….!!!
            Jarum jam sudah menunjukan pukul 15.21 WIB akan tetapi perjalanan tempuh menuju rumah nenek masih terbilang jauh sebab disepanjang jalan harus macet, tapi tak berapa lama kemudia handphoneku bergetar  menandakan adanya pesan dikontak inbox yang masuk, oh ternyata dari emak.. begitu ku baca
“Asstagfirullah emak dan bapak ada dirumah?” ujarku terheran-heran tidak peracaya dengan apa yang terjadi, ya ampun perjalanan sudah sejauh ini kenapa emak baru memberitahukan aku dan sebenarnya emak bukan pergi kerumah nenek, untuk jenguk nenek melainkan emak dan bapak hanya pergi untuk membeli bakso.
Hhmmm…….. apa boleh buat aku harus berbalik arah sekarang juga. Sekiranya aku akan sampai dirumah  kurang lebih setengah magrib.
“Aku berharap semoga ayah dan bunda menyambutku dan menerima keadaanku yang tengah dalam masalah ini” ujarku dalam hati
            Alhamdulillah….. sampai juga aku dirumah namun aneh dan lagi-lagi aku merasa bingung akan keadaaan sepi dan gelap. Aku tak bisa melihat apa-apa satu pun lampu. Tak ada yang menerangi pada akhirnya kugunakan cahaya handphone sebagai penerang dan setelah ku perhatikan pintu rumah terbuka tak terkunci ku hampiri pintu tersebut perlahan ku buka….
“bapak.. emak…. anna pulang…..!!!” teriak ku tanpa ada jawabannya ku langkahkan kaki ini menuju sakelar walaupun sebenarnya ketakutanku mulai datang, kuberanikan diri dengan tangan gemetar aku nyalakan sakelar supaya lampu menyala, belum sempat menekannya tiba-tiba muncullah sosok hotam dari belakang menepuk pundakku kukira itu bapak, aku kaget melihat seseorang bertopeng hitam menutupi wajahnya, tubuhnya tinggi dan seketika itu langsung mendekap mulutku dengan kain nafasku sesak dan tubuhku dijatuhkan kelantai sosok tersebut membawa sembilah kayu dan ingin menghantamnya di hadapanku aku menjerit sejadi jadinya
“aaaahhhhhhhh……………………..” teriak ku sambil menutup mata dengan kedua tanganku
Tapi taka da tanggapan dari luar. Aku ketakutan begitu kayu mendekat tiba-tiba saja lampu menyala secara bersamaan, yang ku dengar setelah itu ialah……….
“HAPPY BIRTHDAY ANNA.. !!! HAPPY BIRTHDAY  ANNA….!!! HAPPY BIRTHDAY ANNAAAA………………!!!” sorak semua orang yang ada dirumah.
Ya ampun ternyata ternyata emak, bapak, bu ratna (guru bp) dan teman-teman dihadapanku…  subhanallah emak dan bapak membawa kue berwarna pink, warna kesukaanku. Ku lihat semua disekeliling ku semuanya membawa kue dan bingkisan kado serta senyum di pipi.
“selamat ulang tahun sayang anak bapak semoga panjang umur sehat selalu dan dipermudah dalam segala hal” ujar bapak sambil memeluk ku
Sama halnya dengan emak yang memberi doa dan ucapan selamat ulang tahun serta teman-teman ku dan bu ratna.
“heheh ternyata jebakan kita berhasil yah hahaha” celetuk fika sambil tertawa terbahak-bahak karna sudah berhasil mengerjaiku selama satu hari ini
“ya allah ternyata selama ini aku Cuma dikerjai doing hmm” ujarku sambil cemberut karna kesal
“hehe gpp sih na sekali-kali “ jawab teman ku eva sambil tersenyu jahil
“iya udah engga usah di bahas lagi yah sekarang kita potong kue nya, emak dan bapak juga minta maaf sudah membuat kamu kesal hari ini” ujar emak
“iya ibu juga minta maaf yah sudah memarahi mu “ lanjut bu ratna
“iya na kita juga minta maaf deh sama kamu karna sudah bikin kamu jengkel heheh” sorak teman-teman ku
“iya semuanya sudah aku maafin ko’ terima kasih yah semua sudah ingat dengan hari ulang tahunku padahal aku sendiripun tidak tau “ jawab ku sambil tersenyum haru dan tidak bisa lagi membendung air mata kebahagian dan memeluk semuanya.
Aku senang sekali sungguh rasa ini tak bisa diuraikan oleh kata-kata. Bahkan aku sendiripun lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku, untuk hari ini terima kasih untuk semuanya…
“Ya allah ternyata dalam 1 hari ini aku hanya dikerjain sama mereka, mereka bersekongkol huuu menyebalkan mulai dari masalah disekolah aku ditujuh mengambil handphone milik temanku fika sampe aku di panggil bu ratna guru bp disekolah ku sampai aku harus menyusul kerumah nenek untuk bertemu di emak dan bapak karna tetangga ku bilang kalau mereka kerumah nenek” gerutuku dalam hati
“Sungguh allah maha pengasih telah memberi ku orang-orang yang seperti mereka terima kasih ya allah “ ucap syukur ku sambil aku melihat orang-orang disekelilingku

-TAMAT-




0 Komentar untuk "CERPEN MENGHARUKAN FEBRUARI AT MOMENT"

Back To Top