Hal-hal yang harus dihilangkan dalam mendidik anak


Inilah Hal-hal yang Harus Dihilangkan dalam Mendidik Anak


                Pendidikan merupakan hal yang harus diberikan kepada setiap orang sejak kecil hingga pada usia yang tak terbatas. Selain di sekolah, anak juga harus mendapatkan pendidikan dari keluarganya masing-masing. Sebagai orangtua, merupakan sebuah kewajiban untuk mendidik anak anda sebaik mungkin terutama pada saat anak menginjak usia balita. Pada anak yang berusia balita, kita tidak boleh menyia-nyiakannya kesempatan ini. Karena di masa ini anak mengalami masa ‘Golden Age’ atau ‘masa-masa keemasan’. Yaitu di saat anak mulai mengamati apa yang ada di sekitarnya dan menirunya.
                Semua orangtua pasti tidak ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang brutal, nakal, dan lain-lain. Dan saya sendiri juga yakin, bahwa kalian sebagai orangtua telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik anak kalian menjadi anak yang bermanfaat. Tetapi, apakah anda sudah yakin bahwa cara mendidik kalian sudah benar? Jika anda ragu, berikut ini adalah hal-hal yang harus dihindari oleh para orangtua dalam mendidik anaknya berdasarkan apa yang telah saya amati dan rasakan :
1. Melarang anak bermain di alam bebas.
Hal ini selalu dilakukan para orangtua terutama Ibu. Ketika melihat anaknya bermain di pasir, lumpur, kolam, atau lainnya biasanya orangtua berkata “jangan main di sana. Nanti kotor! ”, atau “...nanti masuk angin”, atau “aduuh! Jangan main di sana! Ayo, sini main iPad aja!”, “ dan sebagainya. Mengapa harus dilarang? Padahal hal ini jauh lebih baik daripada anak lebih sering bermain gadget. Alasannya, jika anak bermain di tempat terbuka stimun anak menjadi meningkat sehingga sang anak menjadi kebal dan jarang sakit. Selain itu, anak juga mempunyai lebih banyak teman. Sedangkan, jika orangtua lebih memperbolehkan anak bermain gadget anak akan cenderung pendiam, punya sedikit teman dan malas.
2. Menakut-nakuti.
 Janganlah anda sekali-kali menakut-nakuti anak anda karena tindakan mereka. Seperti ketika anak sedang memetik bunga kemudian kalian berkata, “jangan dipetik! Nanti Allah marah!”. Atau ketika anak sedang bermain dengan binatang liar kemudian orangtuanya berkata, “jangan dekat-dekat! Nanti digigit!”. Hal ini hanya akan membuat anak berpikir bahwa semua yang ada disekitarnya suka marah-marah dan bertindak jahat. Akhirnya sang anak menjadi takut dan tidak pernah berani lagi melakukannya. Ucapkanlah yang baik-baik kepada sang anak. Seperti, “kalau bunganya dipetik, nanti bunganya kelaparan. Terus mati”, atau “hewannya lagi pingin main. Jangan digangguin”. Agar mereka berpikir bahwa mereka juga ingin hidup dan bermain seperti mereka dengan damai.
3. Membentak setiap melakukan kesalahan.
 Anaktidak akan benar-benar paham sebelum mereka mencoba sesuatu. Dan tak jarang mereka melakukan kesalahan atau kegagalan. Dan jika kalian membentak anak saat melakukan kesalahan. Apalagi jika sampai mengeluarkan kata-kata, “bodoh banget sih!”, “mintak dipukul ya?!”, “makannya, jadi anak jangan bandel!”. Jika sudah begini anak menjadi takut untuk mencaritahu lagi. Sehingga mereka menjadi malas dan kurang berpengalaman. Berilah pujian-pujian dan nasihat yang bermanfaat agar anak paham mengapa mereka salah. Serta anak menjadi bisa berpikir sebelum bertindak.
4. Pemberian hukuman yang berlebihan.
Hukuman memang sah-sah saja dilakukan agar anak bisa memilah mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi, jangan sampai kelewatan! Contohnya, memukuli anak di setiap kesalahan, menendangnya, mengusirnya, dan lain-lain. Berilah hukuman karena dia memang salah, bukan untuk mengungkapkan kekesalan kalian. Jika terlalu sering, bisa jadi anak anda menjadi cacat mental, brutal, mengalami kelainan psikologis, atau bahkan pendendam. Berilah hukuman yang mendidik dan sampaikan dengan halus. Seperti membersihkan rumah, bangun pagi, dan sebagainya. Dan hukuman itu juga harus sepadan dengan tindakannya.
5. Beradu argumen.
Wajar jika terdapat perbedaan pendapat antara suami dan istri. Terlebih dalam hal boleh atau tidaknya anak melakukan sesuatu. Jika sang ayah berkata “ya” dan sang ibu berkata “tidak” atau sebaliknya, jangan sampai beradu argumen di depan sang anak. Karena jika sudah kelewat batas, yaitu sampai menggunakan kata-kata yang tidak baik bisa-bisa anak anda menirunya. Karena anak lebih sering meniru perilaku orangtuanya.
6. Anak harus mengikuti keinginan orangtua.
                Setiap anak memiliki bakat dan potensinya masing-masing untuk dikembangkan. Dan sebagai orangtua, adalah wajib untuk mendukung mereka. Janganlah memaksakan anak untuk menjadi apa yang kalian inginkan. Seperti memaksanya menjadi dokter, arsitek, dan sebagainya. Karena belum tentu anak kita bisa melakukannya. Yang ada, anak akan merasa stress dan tertekan. Biarlah mereka berkembang sesuai keinginannya. Tugas kita hanyalah mendukung, mengarahkannya pada hal yang positif, dan mendoakannya. Intinya adalah, berilah anak anda kebebasan untuk memilih dan jangan memaksakan anak untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan.
                Setelah membaca hal-hal di atas, apakah kalian sudah menghindarinya? Jika sudah, berarti anda telah mendidik anak anda dengan benar. Jadi kesimpulannya, berilah siraman-siraman positif kepada anak anda. Sebab anak adalah cerminan orangtua. Seperti kata pribahasa “buah tidak jatuh jauh dari induknya”. Sehingga, jika anak anda melakukan hak yang buruk lebih baik berkaca terlebih dahulu. Jadi, apakah anda sudah benar dalam mendidik?

Tag : info guru
0 Komentar untuk "Hal-hal yang harus dihilangkan dalam mendidik anak"

Back To Top