Perbedaan Individual Perkembangan Peserta Didik
Genius adalah sifat pembawaaan yang luar biasa yang dimiliki seseorang, sehingga ia mampu mengatasi kecerdasan orang-orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya. Sedangkan idiot atau pander adlah penderita lemah otak, yang hanya memiliki kemampuan tahun berfikir setingkat dengan kecerdasan anak yang berumur tiga tahun (murasal, 1981).
Dalam
kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar. Sehingga
melahirkan cabang psikologi yang dikenal dengan individual psuchology atau differential psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian
tentang perbedaan antar individu. Dan tinjuan psikologis islam, perbedaan
individual tersebut dipendang sebagai realitas kehidupan manusia yang sengaja
diciptakan allah untuk dijadikan buku sebesaran dan kesempurnaan ciptaannya.
Ketika menjelaskan tentang proses penciptaan, dalam surah Al-mu’minum ayat
12-14. Allah telah memberi isyarat akan perbedaan ini. “ Dan sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati ( berasal ) dari tanah. Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kukuh (
(rahim) jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka sucilah Allah, pencipta paling baik”. (QS. Al’Mu’minun [23] : 12-14 ).
(rahim) jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka sucilah Allah, pencipta paling baik”. (QS. Al’Mu’minun [23] : 12-14 ).
Kata-kata “ makhluk ( bentuk ) lain “ (khalqan akhar) yang
terkandung dalam ayat diatas mengindikasikan betapa manusia sebagai makhluk
induvidu memiliki cirri-ciri khas, yang berbeda satu sama lain. Sejak zaman
Nabi Adam, manusia pertama ciptaan Allah, hingga kini tidak ditemukan
seorangpun yang memiliki bentuk persis sama, meskipun masih dala keturunan yang
satu.
Individu menunjukan kedudukan
seseorang sebagai perseorang atau personal. Sebagai orang perorangan individu
memiliki sifat-sifat atau katakteristik yang menjadikannya berbeda dengan
makhluk lainnya. Perbedaan inilah yang disebut perbedaan individual
(individualdifference).
Secara umum, perbedaan indivual dibagi
menjadi dua, yaitu
·
perbedaan secara
vertikal
Perbedaan
vertical adalah perbedaan individu dalam aspek jasmani, seperti: bentuk,
tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya.
·
Perbedaan
Horizontal adalah perbedaan individu dengan aspek mental, seperti: tingkat kecerdasan,
bakat, minat, ingatan, emosi, tempramen, dan sebgainya. Berikut ini akan
diuraikan bebrapa aspek perbedaan individual peserta didik tersebut.
1.
Perbedaan
Fisik-Motorik
Perbedaan
individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati
pancaindra, seperti: bentuk tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut,
jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup
aspek-aspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindra.
Perbedaan
aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan peserta didik, seperti kesehatan
mata dan telinga. Dalam hal kesehatan mata misalnya, akan ditemui adanya
peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan, seperti: rabuh jauh, rabun
dekat, rabun malam, buta warna, dan sebagainya. Sedangkan dalam hal kesehatan
telinga, akan ditemui adanya peserta didik yang mengalami penyumbatan pada
saluran liang telinga, ketegangan pada gendang telinga, terganggunya
tulanng-tulang pendengaran, dan seterusnya.
2. Perbedaan
Intelegensi
Intelegensi adalah salah satu
kemampuan mental. Pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari psoses
kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Secara ilmu intelegensi dapat
dipahami sebagai kemampuan beradaptasi dengan situasi yang baru secara cepat
dan efektif.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya
itelengensi peserta didik para ahli telah mengembangkan instrument yang dikenal
“ tes intelegensi “, yang kemudian lebih popular dengan istilah inteleligence
Quotient, disingkat IQ. Berdasarkan hail tes intelegensi, peserta didik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
a) Anak Genius
|
IQ
diatas 140
|
b) Anak Pintar
|
110-140
|
c) Anak Normal
|
90-110
|
d) Anak Kurang Pintar
|
70-90
|
e) Anak Debil
|
50-70
|
f) Anak Dungu
|
30-50
|
g) Anak Idiot
|
IQ
dibawah 30
|
Genius adalah sifat pembawaaan yang luar biasa yang dimiliki seseorang, sehingga ia mampu mengatasi kecerdasan orang-orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya. Sedangkan idiot atau pander adlah penderita lemah otak, yang hanya memiliki kemampuan tahun berfikir setingkat dengan kecerdasan anak yang berumur tiga tahun (murasal, 1981).
3.
Perbedaan
Kecakapan Bahasa
Kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang
untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dalam kalimat yang
bermakna, logis dan sistematis. Kemampuan bahasa anak didik berbeda-beda, ada
yang berbicara dengan lancer, singkat dan jelas, ada pula yang gagap,
berbicara, berbelit-belit dan tidak jelas.
Dari hasil beberapa penelitian bahwa factor
nature dan nurture (pembawaan dan lingkungan) sangan mempengaruhi perkembangan
bahasa anak. Karena itu tidak heran kalau diantara indivudu yang satu dan yang
lain berbeda kecakapan bahasanya yaitu: factor kecerdasan, pembawaan,
lingkungan fisik, terutama organ bicara dan sebagainya.
4.
Perbedaan
Psikologis
Perbedaan
psikologis peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya. Adanya anak
yang mudah tersenyum, gampang marah, berjiwa social, sangat egoistis, cengeng,
pemalas, rajin dan ada pula anak yang pemurung dan seterusnya.
Persoalan
psikologis memang sangat kompleks dan sangat sulit dipahami secara tepat,
karena menyangkut apa yang ada didalam jiwa dan perasaan peserta didik . bukan
berarti seorang guru mengabaikan kondisi tersebut, guru dituntut untuk mampu
memahami fenomena-fenomena tersebut. Salah satu cara yang mungkin pribadi.
Dengan cara ini mungkin guru dapat mengenal siapa sebenarnya peserta didik
tersebut. Keinginan-keinginannya, dan kebutuhan-kebutuhan yang dicapainya.
E.
Hukum- Hukum Perkembangan
1. Hukum cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan
fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki.
Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu dari pada bagian-bagian lain.
Hali ini sudah terlihat pada pertumbuhan prenatal, yaitu pada janin. Seorang
bayi yangbaru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang
lebih “matang” dari pada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan
mulut dan matanya lebih cepat dari pada anggota badan lainnya. Baik pada masa
perkembangan prenatal, neonatal, maupun anak-anak proporsi bagian kepala dengan
rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin
besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum proximodistal adalah hokum yang
berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hokum ini pertumbuhan fisik
berpysat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di
pusat seperti jantung, hati dan alat-alat pecernaan lebih dahulu berfungsi dari
pada anggota tubuh yang ada ditepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh
yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital dari pada misalnya anggota
gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bias melangsungkan kehidupannya bila
terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan
sedikit saja pada jantung atau ginjal bias berakibat fatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut
anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan
dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh,
berkembang dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya
terlihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang)
ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi.
3. Perkembangan Terjadi Dari Umum
ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi perkembangan
yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus.
Terjdai proses diferensiasi seperti yang dikemukakan oleh warner. Anak akan
lebih dulu mampu menggerakan lengan atas, lengan bwah, tepuk tangan baru kemudian
menggerakan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya
umum ke khusus.
4.Perkembangan
Berlangsung Dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Pada
setiap masa perkembangan terdapat cirri-ciri perkembangan yang berbeda dalam
setiap fase perkembangan. Sebenarnya cirri-ciri perkembangan sebelumnya
diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada cirri-ciri
yang baru. Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembangan
tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.
5.
Hukum Tempo Dan
Ritme Perkembangan
Setiap
tahap perkembangan terdapat cirri-ciri perkembangan yang berbeda dalam setiap
fase perkembangan. Sebenarnya cirri-ciri perkembangan sebelumnya di perlihatkan
pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada cirri-ciri yang baru.
Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembangan tidak meningkat
lagi, hal ini disebut fiksasi.
Dalam
praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada
keseluruhan perkembangan mental, yakni:
v Jika
perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum,
tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.
v Jika
kemampuan perkembangan sangat terlambat di bandingkan dengan anak-anak yang
lain pada masa perkembangan yang sama.
F. Karakteristik Individu Dan
Implikasinya Terhadap Pendidikan
Karakteristik
individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu
sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Untuk menjelaskan
karakteristik-karakteristik individu baik fisik, mental, atau emosional biasa
digunakan istilah nature dan nature (alam, sifat dasar). Nature
adalah karakteristik individu atau sifat khas seseorang sejak lahir atau yang
diwarisi sebagai pembawaan sedangkan nature (peliharaan, pengasuhan) adalah
factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa pembuahan sampai
lanjutnya.
Nature
dan nature ini merupakan dua factor
yang mempengaruhi karakteristik individu, baik secara terpisah atau terpadu
dengan rangsangan yang lain, dalam hai ini, proses pendidikan disekolah harus
disesuaikan dengan karateristik peserta didik secara individu. Berdasarkan
pemahaman ini, secara esensial proses belajar mengajar yang di laksanakan guru
adalah menyediakan kondisi yang kondusip agar masing – masing individu peserta
didik dapat belajar secara optimal.
Dalam pembicaraan mengenai
karakterisitik individu peserta didik ini, ada tiga hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
·
Karakteristik yang
berkenaan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti kemampuan
intelektual, kemampuan berfikir dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek
psikomotor.
·
Karakteristik yang
berhubungan dengan latar belakang dan status sosiokultural
·
Karakteristik
yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti: sikap,
perasaan, minat, dan lain-lain.
Bagi
guru khususnya, informasi mengenai karakteristik individu peserta didik ini
akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang
lebih baik atau yang lebih tepat. Disamping itu, pemahaman atau karakteristik
individu peserta didik juga sangat bermanfaat bagi guru dalam memberikan
motivasi dan bimbingan bagi setiap individu peserta didik kearah keberhasilan
belajarnya.
Tag :
info guru
0 Komentar untuk "perbedaan individual"