DOWNLOAD MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI

STRATEGI PEMBELAJARAN
“ Strategi Pembelajaran Strategi Inquiry’’





Di susun oleh:
1.      Fifin finanti                            (2227140593)
2.      I’anahtul Wafa                      (2227142353)
3.      Ira Fuji Ayu Lestari              (2227140859)
4.      Ari Ramadhan                      (2227140876

Kelas : 5 A



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan untuk anak didik, objek didik, atau sebagai istilah lain dari siswa. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guruatau pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya.Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Metode Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.
B.     Rumusan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penulisan terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penulisan. Oleh karena itu penyusun memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan terdiri dari:
1.      Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inquiry?
2.      Apa saja ciri-ciri strategi pembelajaran inquiry?
3.      Apa saja prinsip-prinsip strategi pembelajaran inquiry?
4.      Bagaimana nilai-nilai karakter dalam strategi pembelajaran inquiry?
5.      Apa saja kesulitan-kesulitan implementasi strategi pembelajaran inquiry?
6.      Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran inquiry?
7.        Apa saja kelemahan dan kelebihan dari strategi pembelajaran inquiry?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud strategi pembelajaran inquiry.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri strategi pembelajaran inquiry.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip strategi pembelajaran inquiry.
4.      Untuk mengetahui nilai karakter dalam strategi pembelajaran inquiry.
5.      Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan implementasi strategi pembelajaran inquiry.
6.      Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran inquiry.
7.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari strategi pembelajaran inquiry.
D.    Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasisw untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengetahui strategi pembelajaran inkuiri. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam Strategi pembelajaran didalam kelas nanti.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Strategi pembelajaran inquiry
Untuk memahami secara baik dan benar mengenai apa yang dimaksud dengan strategi, dibawah ini dipaparkan pengertian strategi menurut para ahli pendidikan yaitu:
a.       Menurut abdul majid,2015:222 srategi pembelajaran merupakan rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan.
b.      Suyadi (2013:155)srategi pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis,logis,dan analitis,sehingga peserta didik merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
c.       Hanafiah & cucu suhana, merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik unutk mecari dan menyelidiki secara sistematis ,kritis,dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan ,sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
d.      Wina sanjaya (2008:196) srategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
e.       Wina Sanjaya (2011:196) srategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
f.       Wina sanjaya (2013:196) srategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.



BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Tehnik penguimpulan data yang kami gunakan yaitu pemilihan buku di perpustakaan untuk membuat makalah yang berjudul “Startegi Pembelajaran Inquiry”.
Buku yang di pergunakan :
1.      Suyadi,M.Pd.I, Stategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Penerbit PT.Remaja Rosda Karya Bandung.
2.      Abdul Majid,M.Pd, Strategi Pembelajaran, Penerbit PT.Remaja Rosda Karya Bandung.
3.      Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi Aksara Jakarta.
4.      Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Penerbit Kencana Prenada Kencana Group Bandung.
5.      Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Jakarta.
6.      Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Penerbit  Kencana Prenada Kencana Group Bandung
7.      Hanafiah M.M.Pd, Konsep Strategi Pembelajaran, Penerbit PT. Refika Aditama Bandung.
8.      Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Penerbit Ghalia Indonesia.
           






BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry
Straetegi pembelajaran inquiry menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri dari jawaban suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan startegi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan, (Abdul Majid, 2015:221).
Istilah inkuiri berasal dari bahasa inggris yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan Wina Sanjaya ( dalam Suyadi, 2013:115). Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang bmelibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu Hamruni ( dalam Suyadi, 2013:115). Teori yang mendasari model pembelajaran inkuiri ini adalah sebagai berikut:
1.      Secara alamiah, manusia mempunyai naluri rasa ingin tahu yang mendorong dirinya menemukan apa yang ingin diketahuinya.
2.      Setiap manusia pasti menyadari akan rasa keingintahuannya terhadap segala sesuatu dan mendorongnya untuk menganalisis secara rasional.
3.      Metode atau strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan atau digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki peserta didik.
4.      Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir peserta didik.
Dari landasan teoritis starategi pembelajaran inkuiri diatas, jelas bahwa strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Staretgi pembelajaran inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku, ( Hanafiah, 2010:77). Startegi pembelajaran inquiry menkankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam startegi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar. Pembelajaran inquiry meruapakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan  pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara pendidik dan peserta didik. Pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari yunani, yaitu heuriskein, yang berarti saya menemukan, ( Hosnan, 2014:341). Strategi inkuiri ini dikembangkan oleh Richard Suchman (1962) untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Menurut Suchman ( dalam Made Wena, 2009:76) keadaran siswa terhadap proses inkuiri dapat ditingkatkan sehingga mereka dapat diajarkan pada siswa bahwa segala pengetahuan itu bersifat sementara dan dapat berubah dengan munculnya teori-teori baru. Oleh karena itu siswa harus disadarkan bahwa pendapat orang lain dapat memperkaya pengetahuan yang dimiliki.
B.     Ciri-Ciri Strategi Inquiry
1.      Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima oelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi juga mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2.      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self-belief). Dengan demikian, startegi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses Tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3.      Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah menolong peserta didik untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Dengan demikian, dalam startegi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa mneguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikaatakn demikian Karena dalam startegi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembeajaran.
C.    Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical, experience, social experience dan equilibration.
Maturation atau kematangann adalah proses perubahan fisiologis atau anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak dan pertumbuhan sistem saraf. Pertumbuhan merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir (intelektual) anak. Otak bisa dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Menurut sigelman dan Shaffer (1995), otak terdiri dari 100 miliar sel saraf (neuron) dan setiap sel saraf itu rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf lainnya. Neuron terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel bodi yang  berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel saraf yang satu ke sel saraf lainnya.
Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada dilingkungan sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan individu memungkinkan dapat mengembangkan aktivitas/daya piker. Gerakan-gerakan fisik yang dilakukan akhirnya akan bisa ditransfer menjadi gagasan-gagasan atau ide-ide. Oleh karena itu, proses belajar yang murni tak akan terjadi tanpa adanya pengalaman-pengalaman. Bagi piaget, aksi atau tindakan adalah komponen dasar pengalaman.
Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial anak bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain, tetapi juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Ada dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual. Pertama, pengalaman sosial akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa ini diperoleh melalui percakapan, diskusi, dan argumentasi dengan orang lain. Aktivitas-aktivitas semacam itu pada gilirannya dapat memunculkan pengalaman-pengalaman mental yang memungkinkan atau memaksa otak individu untuk bekerja. Kedua, melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi egocentric-nya. Sedikit demi sedikit akan muncul kesadaran bahwa ada orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati, toleransi, kejujuran etika, moral dan lain sebagainya.
Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Ada kalanya anak dituntut untuk memperbarui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Atas dasar penjelasan diatas, maka dalam penggunaan strategi pembelajaran inquiry terdapat beebrapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan dibawah ini:

a.       Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b.      Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi baik interaksi antara siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c.       Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam melakukan strategi ini adalah guru sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh karena itu kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
d.      Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, tetapi juga merupakan proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e.       Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D.    Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Inquiry
Berikut ini dikemukakan nilai-nilai karakter yang dapat ditransformasikan melalui strategi pembelajaran inkuiri. Setidaknya, terdapat lima dari delapan belas nilai karakter yang dicanangkan kemndikbud (dulu kemendiknas).
1.      Rasa Ingin Tahu
Nilai karakter ini tampak jelas dalam transformasi pencarian jawaban atas pertanyaan atau masalah yang akan dibahas. Aktivitas peserta didik sepanjang proses atau aktivitas mencari hingga menemukan jawaban merupakan internalisasi “rasa ingin tahu” yang memuncak.
2.      Kerja Keras
Tidak diragukan lagi bahwa strategi pembelajaran inkuiri menuntut peserta didik termasuk guru untuk bekerja keras menemukan jawaban atau solusi atas pertanyaan atau masalah yang dibahas. Tanpa kerja keras atau belajar sungguh-sungguh, jawaban tersebut tidak akan ditemukan. Terlebih lagi jawaban yang dimaksud adalah jawaban-jawaban yang telah pasti dan telah ada sebelumnya, rumus-rumus fisika misalnya sehingga keteledoran sedikit saja, akan berakibat salah atas jawaban yang ditemukan.
3.      Kreatif dan Inovatif
Aktualisasi nilai karakter kreatif dan inovatif tercermin dalam upaya-upaya atau cara-cara baru (inovatif) yang ditempuh peserta didik guna menemukan jawaban atas masalah atau pertanyaan yang dibahas, agar lebih cepat dan hasil yang akurat. Cara-cara konvensional dan tidak mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi akan dipandang sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman.
4.      Kemandirian
Dalam strategi pembelajaran inkuiri, nilai karakter kemandirian akan tertanam dalam diri peserta didik jika proses pembelajaran diformulasikan secara individu. Dengan demikian peserta didik akan bertanggung jawab atas jawaban yang ditemukan. Artinya ia tidak akan melempar kesalahan pada orang lain dalam satu kelompok, misalnya jika jawaban yang ditemukan ternyata salah.
5.      Kedisiplinan
Strategi pembelajaran inkuiri tidak akan berjalan jika tanpa kedisiplinan tinggi dari peserta didik dan guru. Disiplin disini bukan sekadar konsisten, tetapi lebih kepada mengikuti prosedur dan langkah-langkah pembelajaran secara tertib dan procedural.
      Strategi pembelajaran inquiry akan efektif jika memenuhi asas-asas sebagai berikut:
1.      Guru mempunyai harapan yang tinggi kepada peserta didik untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian, melalui strategi inquiry, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, tetapi lebih mementingkan proses belajar.
2.      Jika guru akan mengajar pada sekelompok peserta didik yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, strategi inquiry akan kurang berhasil apabila diterapkan kepada peserta didik yang kurang memiliki kemampuan berpikir.
3.      Jumlah peserta didik yang belajar tidak terlalu banyak, sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
4.      Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada peserta didik.
E.     Kesulitan-Kesulitan Implementasi Strategi Pembelajaran Inquiry
Startegi pembelajaran inquiry merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Sebagai suatu strategi baru, dalam penerapannya terdapat beberapa kesulitan.
Pertama, strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama ini guru yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak yang merasa keberatan untuk mengubah pola mengajarnya. Bahkan ada guru yang menganggap startegi pembelajaran inquiry sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkan karena tidak sesuai dengan budaya dan sistem pendidikan diindonesia. Memang, untuk mengubah suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan mudah, apalagi sifat guru yang cenderung konvensional, sulit untuk menerima pembaruan-pembaruan.
Kedua, sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Karena budaya semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulit mengubah pola belajar mereka dengan menjadikan belajar sebagai proses berpikir. Mereka akan sulit manakala diajak memecahkan suatu persoalan. Mereka akan sulit manakala disuruh untuk bertanya. Demikian juga dalam menjawab pertanyaan. Mereka akan mengalami kesulitan untuk menjawab setiap pertanyaan, walaupun pertanyaan itu sangat sederhana. Biasanya siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk merumuskan jawaban dari suatu pertanyaan.
Ketiga, berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten. Misalnya, sistem pendidikan menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir melalui pendekatan student aktiv learning yang kita kenal dengan CBSA, atau melalui anjuran penggunaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), namun di lain pihak sistem evaluasi yang masih digunakan misalnya sistem ujian akhir nasional (UAN) berorientasi pada pengembangan aspek kognitif. Tentu saja hal ini menambah kebingungan guru sebagai pelaksana dilapangan. Guru akan mendua hati, apakah ia akan melaksanakan pola pembelajaran dengan menggunakan inquiry sebagai strategi pembelajaran yang menekankan pada proses belajar atau akan mengembangkan pola pembelajaran yang diarahkan agar siswa dapat mengerjakan atau menjawab soal-soal hafalan.     
F.     Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiry
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang reponsif. Pada langkah ini, guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Tanpa kemauan dan kemampuan tersebut tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
a.       Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
b.      Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan.
c.       Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar.
2.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki tersebut karena masalah tersebut pasti ada jawabannya sehingga siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. Oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenrannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berfikir yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis kemampuan berfikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajuka. Dalam strategi pembelajaran inquiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan intektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berfikirnya. Oleh karena itu,  tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinquiri adalah mana kala siswa tidak beraafresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunujukan oleh gejala-gelaja ketidak gairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, guru hendaknya secara terus menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berfikir
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berfikir rasional. Artinya, jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak focus pada masalah yang hendak di pecahkan. Oleh karena itu untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
G.    Kelebihan dan Kelemahan Strategi Inquiry
Strategi pembelajaran inquirymerupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.      Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.      Strategi ini merupakan strategi merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
5.      Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi, sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
6.      Peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik.
7.      Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.
8.      Membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam mentransfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
Disamping memiliki kelebihan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar.
3.      Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
4.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai meteri pembelajaran, strategi ini akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.
5.      Jika guru kurang spesifik menemukan teka-teki atau pertanyaan kepada peserta didik dengan baik untuk memecahkan permasalahan secara sistematis, maka peserta didik akan bingung dan tidak terarah.
                                   


           












PENUTUP
A.    Kesimpulan
Strategi pembelajaran inquiry menyatakan bahwa guru sebagai sumber belajar bukanlah yang satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator, pembimbing yang selalu mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa didesain sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu, tugas seorang guru dalam mengelola siswa agar mendapatkan pengetahuan dan menjadi bermakna, karena dengan bermakna, pengetahuan akan masuk kedalam pengetahuan mereka, sehingga akan selalu terkenang oleh siswa. Siswa yang melakukan semuanya, guru hanya menyiapkan karena siswa yang melakukan maka pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna untuk  siswa
B.     Saran
Saran untuk para guru jika menggunakan strategi pembelajaran inquiry harus mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki, karena strategi pembelajaran inquiry ini sangat membutuhkan waktu yang panjang. Karena makalah ini belum sempurna maka penulis mengharapkan saran yang membangun agar dapat bermanfaat bagi semua dan demi perbaikan makalah selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hanafiah. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hosnan, M. 
0 Komentar untuk "DOWNLOAD MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI"

Back To Top