TUGAS
LATIHAN
SOAL HALAMAN 23-24
Nama : I’ANAHTUL WAFA
Kelas : 6
(ENAM) A
Jurusan : PGSD
1. Menurut anda, mengapa sastra/apresiasi sastra harus
diajarkan di SD? Beri alasan dan contoh
konkret dari lapangan!
2. Apa perbedaan pengertian sastra yang anda peroleh di
SLTA dulu dengan dengan kajian sastra dalam perkuliyahan ini?
3. Buatlah contoh pidato singkat yang menggunakan kata
kata sastra!
4. Apa hubungan antara sastra dan budaya? Jelaskan
5. Coba anda jelaskan disertai contoh, ada berapa hal
manfaat sastra dalam dunia pendidikan!
JAWABAN
1.
Di
sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi sastra berkaitan
dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan
terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup. Pengembangan kemampuan
bersastra di sekolah dasar dilakukan dalam berbagai jenis dan bentuk melalui
kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun pemilihan bahan
ajar tersebut dapat dicari pada sumbersumber yang relevan (Depdiknas, 2003 ).
Pembelajaran sastra di SD
adalah Pembelajaran sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra yang secara
khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan
anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah
imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat
menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan
alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa.
Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang
dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.
Sastra anak berfungsi
sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta
menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat
tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan
kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi
hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang
membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau
dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga
menuntun kecerdasan emosinya.
2. Pendidikan
sastra ketika SLTA lebih mengenalkan macam macam dan jenis-jenis satra sedangkan pada mata
kuliyah ini pendidikan sastra lebih mengutamakan kepada mengajarkan pentingnya
sastra bagi anak-anak SD dan sebagai
seorang calon guru SD lebih menekankan
bagaimana cara penyampaian materi sastra kepada anak SD dan menerapkan kepada
kehidupan sehari-hari.
3.
Pidato menggunakan kata-kata sastra yaittu tentang Bahaya Narkoba
Bagi Remaja
Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang terhormat kepala sekolah Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata
Usaha Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah kita panjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita
dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang
Narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna
narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para
pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan
memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif
lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya
antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas
kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Penyalahgunaan narkoba
dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan
sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah
terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba
biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.
Sekolah juga memberikan
penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan
narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan
untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain
yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali
ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal
atau pengedar, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun
pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk
pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya
dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat
sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu
menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba
yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan
terkuak juga
Untuk itu marilah kita
hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba.
Demikianlah pidato yang
dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon
maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb..
etika berbicara mengenai budaya, kita harus mau
membuka pikiran untuk menerima banyak hal baru. Budaya bersifat kompleks, luas
dan abstrak. Budaya tidak terbatas pada seni yang sering kali dilihat dalam
gedung kesenian atau tempat bersejarah, seperti museum. Tetapi, budaya
merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya mempunyai banyak aspek yang turut
menentukan prilaku komunikatif. Beberapa orang bisa mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain. Hal ini dikarenakan budaya
mempunyai keistimewaan sendiri. Budaya masyarakat satu berbeda dengan
masyarakat yang lainnya sehingga seseorang harus bisa menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya. Kebudayaan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Ada banyak unsur yang membentuknya budaya,
termasuk bahasa, adat istiadat, sistem agama dan politik, perkakas, pakaian dan
karya seni. Bahasa merupakan perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi, baik melalui tulisan, lisan ataupun gerakan.
Sebagai perwujudan budaya, bahasa dapat berperan
dalam dua hal:
§ Sebagai alat untuk
berekspresi , berkomunikasi, mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
§ Sebagai alat untuk
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra)
§ mempelajari
naskah-naskah kuno dan mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
§ Pengaruh Budaya Terhadap
Sastra
Bahasa tidak hanya
menuai hubungan dengan budaya, tetapi juga sastra. Bahasa mempunyai peranan
yang penting dalam sastra karena bahasa punya andil besar dalam mewujudkan
ide/keinginan penulisnya. Banyak hal yang bisa tertuang dalam sebuah sastra,
baik itu puisi, novel, roman, bahkan drama. Setiap penulis karya sastra hidup
dalam zaman yang berbeda dan perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian
dalam menentukan warna karya sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa
periode dalam penulisan karya, seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan
45, Angkatan 66 dan sebagainya. Setiap periode mengangkat latar belakang yang
berbeda-beda sesuai zaman dan budaya saat itu.
Perbedaan karya sastra
setiap periode bukanlah semata-mata karena ide/gagasan dari penulisnya.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya yang terjadi
pada saat itu. Bahkan, jika kita mau menuntut karya sastra dari awal sampai
sekarang dan meneliti lebih dalam mengenai latar belakang ideologi saat itu,
kita bisa mendapati bagaimana proses perjalanan Bangsa Indonesia. Meskipun
karya sastra di Indonesia bisa dibilang hampir pada posisi tengah, tidak terlalu
menonjol dan tidak terpuruk, namun perlu disadari bahwa budaya barat sedikit
demi sedikit, dari waktu ke waktu, turut mempengaruhi karya sastra Indonesia.
Para peneliti sastra pun menjadi asing dengan dengan tradisi yang dimiliki oleh
sejarah panjang sastra di Indonesia, melalui karya-karya sastra yang ada.
Budaya dan sastra
mempunyai ketergantungan satu sama lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya,
sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin didalam
sastra. Masinambouw mengatakan bahwa sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan
dua sistem yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah sistem yang
mengatur interaksi manusia didalam masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu
sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi.
Sebagai contoh,
kesusastraan Indonesia. Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya
masyarakat Indonesia. Tidak jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan
perjalanan serjarah Indonesia, kegelisahan kultural dan manifestasi pemikiran
Bangsa Indonesia. Misalnya, kesusastraan zaman Balai Pustaka (1920-1933).
Karya-karya sastra pada zaman itu menunjukan problem kultural ketika Bangsa
Indonesia dihadapkan pada budaya Barat. Karya sastra tersebut memunculkan
tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili golongan tua (tradisional) dan golongan muda
(modern). Selain itu, ada budaya lama, seperti masalah adat perkawinan dan
kedudukan perempuan yang mendominasi novel Indonesia pada zaman Balai Pustaka.
Sekarang ini, novel Indonesia cenderung menyajikan konflik cinta, sains,
kekeluargaan, dll.
etika berbicara mengenai budaya, kita harus mau
membuka pikiran untuk menerima banyak hal baru. Budaya bersifat kompleks, luas
dan abstrak. Budaya tidak terbatas pada seni yang sering kali dilihat dalam
gedung kesenian atau tempat bersejarah, seperti museum. Tetapi, budaya
merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya mempunyai banyak aspek yang turut
menentukan prilaku komunikatif. Beberapa orang bisa mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain. Hal ini dikarenakan budaya
mempunyai keistimewaan sendiri. Budaya masyarakat satu berbeda dengan
masyarakat yang lainnya sehingga seseorang harus bisa menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya. Kebudayaan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Ada banyak unsur yang membentuknya budaya,
termasuk bahasa, adat istiadat, sistem agama dan politik, perkakas, pakaian dan
karya seni. Bahasa merupakan perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi, baik melalui tulisan, lisan ataupun gerakan.
Sebagai perwujudan budaya, bahasa dapat berperan
dalam dua hal:
1. Sebagai alat untuk
berekspresi , berkomunikasi, mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
2. Sebagai alat untuk
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra)
3. mempelajari
naskah-naskah kuno dan mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Pengaruh Budaya Terhadap
Sastra
Bahasa tidak hanya menuai hubungan dengan
budaya, tetapi juga sastra. Bahasa mempunyai peranan yang penting dalam sastra
karena bahasa punya andil besar dalam mewujudkan ide/keinginan penulisnya.
Banyak hal yang bisa tertuang dalam sebuah sastra, baik itu puisi, novel, roman,
bahkan drama. Setiap penulis karya sastra hidup dalam zaman yang berbeda dan
perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian dalam menentukan warna karya
sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa periode dalam penulisan karya,
seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66 dan sebagainya.
Setiap periode mengangkat latar belakang yang berbeda-beda sesuai zaman dan
budaya saat itu.
Perbedaan karya sastra setiap periode bukanlah
semata-mata karena ide/gagasan dari penulisnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh
kondisi sosial, politik dan budaya yang terjadi pada saat itu. Bahkan, jika
kita mau menuntut karya sastra dari awal sampai sekarang dan meneliti lebih
dalam mengenai latar belakang ideologi saat itu, kita bisa mendapati bagaimana
proses perjalanan Bangsa Indonesia. Meskipun karya sastra di Indonesia bisa
dibilang hampir pada posisi tengah, tidak terlalu menonjol dan tidak terpuruk,
namun perlu disadari bahwa budaya barat sedikit demi sedikit, dari waktu ke
waktu, turut mempengaruhi karya sastra Indonesia. Para peneliti sastra pun
menjadi asing dengan dengan tradisi yang dimiliki oleh sejarah panjang sastra
di Indonesia, melalui karya-karya sastra yang ada.
Budaya dan sastra mempunyai ketergantungan satu
sama lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang
terdapat dalam kebudayaan akan tercermin didalam sastra. Masinambouw mengatakan
bahwa sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada
manusia. Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia didalam
masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana
berlangsungnya interaksi.
Sebagai contoh, kesusastraan Indonesia.
Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Tidak
jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan perjalanan serjarah Indonesia,
kegelisahan kultural dan manifestasi pemikiran Bangsa Indonesia. Misalnya,
kesusastraan zaman Balai Pustaka (1920-1933). Karya-karya sastra pada zaman itu
menunjukan problem kultural ketika Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya
Barat. Karya sastra tersebut memunculkan tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili
golongan tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Selain itu, ada budaya
lama, seperti masalah adat perkawinan dan kedudukan perempuan yang mendominasi
novel Indonesia pada zaman Balai Pustaka. Sekarang ini, novel Indonesia
cenderung menyajikan konflik cinta, sains, kekeluargaan, dll.
4.
Hubungan sastra dengan budaya yaitu etika
berbicara mengenai budaya, kita harus mau membuka pikiran untuk menerima banyak
hal baru. Budaya bersifat kompleks, luas dan abstrak. Budaya tidak terbatas
pada seni yang sering kali dilihat dalam gedung kesenian atau tempat
bersejarah, seperti museum. Tetapi, budaya merupakan suatu pola hidup
menyeluruh. Budaya mempunyai banyak aspek yang turut menentukan prilaku
komunikatif. Beberapa orang bisa mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain. Hal ini dikarenakan budaya mempunyai
keistimewaan sendiri. Budaya masyarakat satu berbeda dengan masyarakat yang
lainnya sehingga seseorang harus bisa menyesuaikan perbedaan-perbedaannya.
Kebudayaan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Ada banyak unsur yang membentuknya budaya,
termasuk bahasa, adat istiadat, sistem agama dan politik, perkakas, pakaian dan
karya seni. Bahasa merupakan perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi, baik melalui tulisan, lisan ataupun gerakan.
Sebagai perwujudan budaya, bahasa dapat berperan
dalam dua hal:
§ Sebagai alat untuk
berekspresi , berkomunikasi, mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
§ Sebagai alat untuk
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra)
§ mempelajari
naskah-naskah kuno dan mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
§ Pengaruh Budaya Terhadap
Sastra
Bahasa tidak hanya
menuai hubungan dengan budaya, tetapi juga sastra. Bahasa mempunyai peranan
yang penting dalam sastra karena bahasa punya andil besar dalam mewujudkan
ide/keinginan penulisnya. Banyak hal yang bisa tertuang dalam sebuah sastra,
baik itu puisi, novel, roman, bahkan drama. Setiap penulis karya sastra hidup
dalam zaman yang berbeda dan perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian
dalam menentukan warna karya sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa
periode dalam penulisan karya, seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan
45, Angkatan 66 dan sebagainya. Setiap periode mengangkat latar belakang yang
berbeda-beda sesuai zaman dan budaya saat itu.
Perbedaan karya sastra
setiap periode bukanlah semata-mata karena ide/gagasan dari penulisnya.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya yang terjadi
pada saat itu. Bahkan, jika kita mau menuntut karya sastra dari awal sampai
sekarang dan meneliti lebih dalam mengenai latar belakang ideologi saat itu,
kita bisa mendapati bagaimana proses perjalanan Bangsa Indonesia. Meskipun
karya sastra di Indonesia bisa dibilang hampir pada posisi tengah, tidak
terlalu menonjol dan tidak terpuruk, namun perlu disadari bahwa budaya barat
sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, turut mempengaruhi karya sastra
Indonesia. Para peneliti sastra pun menjadi asing dengan dengan tradisi yang
dimiliki oleh sejarah panjang sastra di Indonesia, melalui karya-karya sastra
yang ada.
Budaya dan sastra mempunyai ketergantungan satu
sama lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang
terdapat dalam kebudayaan akan tercermin didalam sastra. Masinambouw mengatakan
bahwa sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada
manusia. Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia didalam
masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana
berlangsungnya interaksi.
Sebagai contoh, kesusastraan Indonesia.
Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Tidak
jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan perjalanan serjarah Indonesia,
kegelisahan kultural dan manifestasi pemikiran Bangsa Indonesia. Misalnya,
kesusastraan zaman Balai Pustaka (1920-1933). Karya-karya sastra pada zaman itu
menunjukan problem kultural ketika Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya
Barat. Karya sastra tersebut memunculkan tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili
golongan tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Selain itu, ada budaya
lama, seperti masalah adat perkawinan dan kedudukan perempuan yang mendominasi
novel Indonesia pada zaman Balai Pustaka. Sekarang ini, novel Indonesia
cenderung menyajikan konflik cinta, sains, kekeluargaan, dll.
5. berapa
hal manfaat sastra dalam dunia pendidikan
§
Sastra menunjukan kebenaran hidup
Sastra dihargai, karena berguna bagi hidup
manusia. Sebuah karya sastra tidak dapat digolongkan sebagai karya sastra
apabila karya tersebut menuturkan pengalaman uang dapat menyesatkan kehidupan
manusia. Dari sastra orang akan belajar banyak mengenai pengalaman hiduo,
persoalan, Dan bagaimana menghadapinya.
Kondisi seperti ini dapat dijadikan untuk
menanamkan pendidikan kepada anak-anak mengenai hidup yang sesungguhnya. Ada
masa tenang, damai, masa anak-anak, dewasa, orangtua dan lainnya dwngan aneka
peran, tugas, tanggung jawab. Dengan sastra manusia akan mengerti manusia lain.
§ Sastra untuk memperkaya rohani
Melalui sastra pembaca dapat memperoleh hiburan
dan kesenangan. Jika hanya mencari kesenangan maka pembaca tersebut bukanlah
pembaca yang baik. Dalam membaca sastra kita hendaknya menikmati jalannya
cerita, pelukisan watak, mempertimbangkan, mencari kebenaran yang ada
didalamnya dan juga ikut aktif mencari makna yang ada. Maka pembaca memperoleh
kekayaan rohani yang dapat memperkuat jiwanya. Jiwa akan kuat jika diisi dengan
kekayaan rohani yakni salahsatunya diperoleh melalui karya sastra.
§ Sastra melampaui batas bangsa dan zaman
Karya sastra
Mahabarata dan Ramayana menceritakan kejadian beberapa ratua tahun yang lalu.
Cerita tersebut masih tetap hidup dalam sampai sekarang. Hal ini berarti
melampaui batas zaman. Cerita ini digemari manusia karena berisi pengalaman
hidup yang mendasar yang masih terjadi sampai saat ini, seperti kesetiaan dan
penghianatan, perang saudara, orang tua yang tidak mengakui anak dan lain
sebagainnya.
§ Dengan sastra dapat memiliki santun berbahasa
Sastra kaya dengan kata-kata yang tersusun secara
tepat dan mempesoa. Seseorang dapat belajar tatakrama bahasa dari pengungkapan
kata-kata sastrawan. Sebagai seorang pendidik dan terpelajar sudah semestinya
mampu berbicara, menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan berterima.
Jadi bahasa sastra dapat digunakan sebagai alat untuk menarik hati para
pendengar sesuai dengan keperluan.
§ Sastra dapat menjadikan manusia berbudaya
Manusia yang berbudaya adalah manusia yang cepat
tanggap terhadap segala hal yang luhur dan indah dalam hidup ini. Dalam karya
seni dan budaya terkandung gagasan tentang kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Kebiasaan manusia bergaul dengan kebenaran,
keindahan dan kebaikan yang terdapat dalam seni atau sastra, akan memberikan
pengaruh pada tingkah laku sehari-hari, yang akan berdampak pada tingkah laku
yang sederhana, berbudi luhur dan disiplin
Tag :
INFO MAHASISWA
0 Komentar untuk "SOAL UAS PSIKOSASTRA"