Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik

D.  Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik
Dengan masuknya anak sekolah dasar membawa perubahan besar dalam pola kehidupannya. Pada usia sekolah dasar ini merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan seragam sampai terjadi perubahan-perubahan pubertas, sekitar dua tahun menjelang menjadi matang secara seksual. Karena itu masa ini sering di sebut ” periode tenang”.
§  Keadaan berat dan tinggi badan usia sekolah
Badan anak bagian atas berkembang lebih lambat dari pada tubuh bagian bawah sampai anak usia 6 tahun. Selama masa akhir anak-anak tinggi badan bertambah 5-6 % dan berat badannya bertambah hingga 10 % pertahun, saat anak berumur 6 tahun tinggi rata-ratanya adalah 46 inchi dan beratnya 42,5 kg dan padaa saat berumur 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan beratnya 40-42,5 kg (Mussen, Canger & kangen, 1969).
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya, kaki dan tangan lebih panjang sedangkan dada dan panggul lebih besar.pada waktu yang sama massa dan kekuatan otot secara perlahan bertambah dan gemuk bayi (bayi fat) berkurang, pertambahan kekuatan otot ini karena factor keturunan dan latihan (olah raga). Karena perbedaan kekuatan otot maka otot anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrack, 1995).
Pertumbuhan fisik selama  masa ini, selain memberikan kemampuan anak-anak berpartisipasi dalam berbagai hal baru, juga menimbulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologi bagi mereka (Seifert & Hoffnung, 1994).
§  Masa Pubertas (10-14)
Akhir usia sekolah, anak akan memasuki masa yang disebut dengan “pubertas” (berasal dari bahasa latin “ pubescere “ yang artinya rambut kemaluan ), yaitu awal terjadinya pematangan seksual. Biasannya anak perempuan 2 tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut beberapa ahli perkembangan anak perempuan memasuki masa pubertasnya saat berusia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki saat berusia 12 tahun.
§  Perubahan Fisik
Pada masa pubertas ini terjadi perubahan fisik yang dramatis yang di sebut juga dengan “growth spurt” (percepatan pertumbuhan) dimana terjadi perubahan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian fisik (Zigler & Stevenson, 1993), baik pertambahan berat badan dan tinggi badan, proposi dan bentuk tubuh, maupun kematangan seksual (Papalia, Old & Feldman, 2008).
Perubahan-perubahan fisik pada masa pubertas ini di sebabkan oleh matangnya kelenjar pituitary (pituitary gland) yaitu kelenjar endroktin yang berhubungan dengan otak, tepat berada di bawah hipotalamus. Kelenjar ini mengeluarkan beberapa hormone yaiti : hormon pertumbuhan, gonadotropik (hormon yang merangsang kegiatan di dalam gonad), dan hormon kortikortopik (hormone yang mengatur fungsi-fungsi kulit adrenal).
Hormone gonadrotopik mempercepat pematangan sel-sel telur dan sperma. Sehingga mempengaruhi produksi hormone seks. Sedangkan hormon kortikotropik mempengaruhi kelenjar suprarenalis (kelenjar anak ginjal). Hormone-hormon seks, yaitu testosterone pada anak laki-laki dan estrogen pada anak perempuan bersama-sama dengan hormon pertumbuhan dan suprarenalis mempengaruhi pertumbuhan anak. Pada gilirannya terjadi apa yang di sebut dengan percepatan pertumbuhan (growth spurt).
 Percepatan pertumbuhan yang terjadi pada fase ini hanya terjadi selama 2 tahun, setelah berakhirnya fase ini maka anak tersebut memasuki kematangan seksual. Karena anak perempuan 2 tahun lebih awal mengalami percepatan pertumbuhan di bandingkan anak laki-laki maka anak perempuan lebih tinggi dan lebih kuat dari pada ank laki-laki saat mereka berusia 10 atau 11 tahun. Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat memasuki percepatan pertumbuhan yaitu 54 atau 55 inchi sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki yaitu 59 atau 60 inchi (seifert & Hoffnung, 1994).
§  Proporsi Tubuh
Percepatan pertumbuhan selama masa pubertas juga terjadi pada proporsi tubuh, yang sebelumnya percepatan pertumbuhannya terlalu kecil tetap pada masa pubertas menjadi lebih besar. Ini terlihat jelas pada pertumbuhan kaki dan tangan dan terjadi tidak proporsional. Perubahan ini yang tidak seimbang menyebabkan anak merasa kaku dan canggung, sehingga ia khawatir jika badannya tidak serasi dengan tangngan dan kakinya.
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah anak seperti : dahi yang mulanya sempit sekarang menjadi luas, mulut menjadi melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Akan tetapi, perkembangan otot laki-laki lebih cepat dan anak laki-laki juga memiliki lebih banyak memiliki jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan.
§  Kematangan Seksual
Kematangan seksual di tandai dengan perubahan cirri-ciri seks primer (primery seks characteristics) dan cirri-ciri seks sekunder (secondary seks characteristics).
a.       Perubahan Cri-Ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer anak laki-laki di tunjukan dengan pertumbuhan dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum) yang terjadi sejak usia anak sekitar 12 tahun dan terjadi selama 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skortum (Seifort & Hoffnung, 1994). Pada scortum terdapat dua buah testis (buah pelir) yang bergantung di bawah penis. Tstis ini sudah anak sejak anak di lahirkan tetapi hanya 10 % dari ukuran matangnya, testis mencapai ukuran kematangannya saat anak berusia 20 atau 21 tahun.
Perubahan ini terjadi pada anak laki-laki di pengaruhu oleh hormon terutama hormone perangsang yang di produksi oleh kelenjar bawah otak (piuitary gland), hormone ini merangsang testis sehingga menghasilkan hormon testotern dan androgen serta sepermatoza (sarwono, 1994). Sperma yang di hasilkan testis selama masa ini memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, kadang-kadang anak laki-laki berusia 12 tahun kemungkinan mengalami penyemburan air mani (ejecualation of semen) mereka yang pertama atau yang sering di sebut dengan mimpi basah.
Pada anak perempuan perubahan ini di tandai dengan munculnya menstruasi, yang di sebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali oleh perempuan. Terjadinya menstruasi pertama ini member petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan. Menstruasi yang dialami anak perempuan sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut bagian bawah wanita, dekat dengan uterus, yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormone estrogen dan progesterone. Hormone progesterone bertugas mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi.
Sedangkan hormone estrogen adalah hormone yang mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang (pembesaran payudara dan pinggul, suara, dan lain-lain). Hormon ini yang mengatur siklus haid (Sarwono, 1993). Ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (malina, 1990).
b.      Perubahan Ciri-Ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi, tetapi merupakan tanda-tanda perbedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Tanda-tanda jasmani yang terjadi pada anak laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu diketiak, dada, kaki dan lengan dan sekitar kemaluan serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat pada payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu diketiak dan disekitar kemaluan.
E. Implikasi Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan  
                         Mc Devit & Ormord (2002) mereka merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh genetik dan lingkungan bagi perkembangan peserta didik, yaitu :
a.       Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak. Guru menghargai karakteristik fisik, tipe-tipe kepribadian dan bakat-bakat mereka dapat membuat peserta didik senang.
Guru harus memberikan tempat yang benar dihatinya untuk semua anak-anak yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda, yaitu : ada yang tinggi dan pendek, gemuk dan kurus, serasi dan kikuk, yang sedih dan ceria, dan juga yang kalem dan pemarah.
b.      Menyadari bahwa sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembangan. Faktor-faktor dapat mempengaruhi perkembangan anak melalui banyak cara, seperti layanan pengajaran dan bimbingan, anak yang secara genetik pemarah atau agresif, dapat di latih dan dibimbing agar menjadi seseorang yang lebih adaptif dan memperlihatkan tingkah laku prososial.
c.       Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan. Contohnya untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus aktif mencari lingkungan dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan naturalnya dan guru mengambil posisi kunci, untuk menolong mereka menemukan aktifitas dan sumber-sumber yang memungkinkan mereka menggunakan dan mengembangkan bakat-bakat mereka.
Perkembangan Otak  
                         Otak adalah sebuah system biologis manusia yang di ciptakan allah SWT. Untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak bukan sekedar suatu gumpalan keriput dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar keseluruh tubuh. Otak memanjang hingga ke ujung sum-sum tulang belakang ini keluarlah rangkaian serabut sel darah biru, hingga berdirinya bulu pada kulit jika merasa takut, semuanya diatur oleh system syaraf. Tak satu pun organ atau sel dalam tubuh kita yang lepas dari jangkauan otak (Mc Crane,2  003).
Karena otak merupakan sentral dari semua aktifitas manusia, baik aktifitas organ yang ada di dalam tubuh maupun aktifitas pancaindera yang ada di luar, maka perkembangan otak memiliki pengaruh yang besar terhadap semua aspek perkembangan. Dalam hal ini Mc Devin dan Ormord (2002) menulis, “the human brain is a complmisalnya organ that regulates basic physchiological functions e.g respiration and heart rate”, senstations of pleasure and pain, motor skill and coordination, emotional, respons and intellectual pursuits”. Elizabeth B. Hurlock (1981) juga meyakini “growth and development of the brain and nervous system affect all aspects of the child’s development”.
Meskipun otak bertanya hanya 1, 2  kg atau 0, 2 % dari berat seluruh tubuh,tetapi ia memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan seluruh fungsi tubuh lainnya, seperti : mengingat, konsentrasi, mengantuk, berfikir, emosi, tingkah laku, dan sebagainya. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah di kenal dalam semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri. Otak adalah organ yang apabila dirawat dan di pelihara secara baik dan teratur dapat bertahan hingga 100 tahun. Jika anggota tubuh lain semakin tua akan semakin rusak tetapi otak justru semakin tua semakin menunjukan fungsi yang kian luas dan lebar.
Sama seperti aspek-aspek perkembangan lainnya, perkembngan otak juga di pengaruhi oleh interaksi heraditas dan lingkungan. Hal ini sebagaimana di kememukakan oleh Johnson (1998), “ the constructive process by which genes interact with their environment to yield complec structures as the human brain and the cognitive process it supports”.
Perkembangan otak trjadi sejak mulai masa prenatal, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi. Pada awal masa ini otak terlihat seperti tabung yang tidak rata dan sangat halus (Rayport 1992; Johnson, 1998), tabung-tabung halus ini berisi sel-sel dan membentuk kantong-kantong dan ruang-ruang. Ruang-ruang tersebut terbagi menjadi tiga ruang, yaitu : forebrain (otak depan ), mildbrain (otak tengah), hindbrain (otak belakang).
Dengan perkembangan janin, otak depan akan berkembang perlahan, sehingga menjadi bagian atau ruang yang tersebar di banding dengan ruang yang lain.semakin meningkatnya kemampuan janin memproses informasi-informasi, otak besar semakin besar. Pada saat yang sama, otak tengah mengurangi besarnya, dan otak belakang tetap sama seperti semula (Daviddoff, 1988).
Sekitar usia 5 sampai 20 minggu perkembangan janin dalam kandungan, bagian dalam ruang-ruang otak ini mulai memproduksi sel-sel neuron. Sel-sel neuron ini bertanggung jawab menstransmisikan informasi dan membuat manusia mampu berpikir secara cerdas. Karena di bawa oleh zat-zat kimia, neuron-neuron ini di bawa ke ruang khusus kemudian diruang khusus ini, neuron-neuron di pertahankan dan di sokong oleh sel gilial sehingga menjadi kukuh dan kuat. Sel gilial adalah sel khusus yang mengelilingi sel neuron dan memungkinkan akselerasi proses berfikir, setelah ia sampai di ruang khusus, neuron-neuron membentuk serabut saraf yang dikenal dengan dendrit dan akson guna menjalin hubungan satu sama lain (Diamond & Hopson, 1988; Taufik Pasiak, 2003).
Jumlah sel-sel neuron ini akan bertambah banyak seiring terbentuknya hubungan-hubungan baru akibat masuknya informasi kedalam otak. Ketika informasi masuk, maka segera terjadi kontak dan antara hubungan sel saraf. Jika jalinan itu didukung (dalam bentuk selubung ) oleh komponen yang bernama myelin, maka jalinan itu akan kuat. Myelin terhubung dengan daya ingat seseorang.
Semakin sering orang mengulang informasi yang masuk, semakin tegas myelination. Menurut Santrock (1996), myelination in a process in which nerve cells are insuled with a layer for fat cells, which increases the speed at wich information travel faster.
Jadi yang dimaksud dengan myelination adalah suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan di bungkus dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Pembungkusan sel-sel urat saraf ini berdampak pada peningkatan percepatan informasi yang bergerak melalui system urat saraf. Proses myelination berlangsung pada tahun-tahun pertama. Proses myelination yang terjadi pada masa prenatal ini, neuron-neuron berperan penting dalam mengembangkan kecakapan-kecakapan dasar bagi kelangsungan hidup pada proses prenatal, mengembangkan keterampilan-keterampilan motorik, seperti proses berfikir. Meskipun proses myelination lebih terlihat pada prenatal tetapi perkembangannya terus berlanjut pada masa anak-anak remaja dan dewasa awal (Bruer, 1999).
Perkembangan otak pada masa prenatal ini menentukan perkembangan anak selanjutnya setelah ia lahir, karena pada masa prenatal ini janin sudah dilengkapi dengan semua sel saraf (neuron ) yang akan dimilikinya selama ia hidup. Dengan kelengkapan sel-sel ini, maka bayi yang baru lahir sudah siap menjalankan tugasnya  untuk kelangsungan hidupnya seperti : bernapas, menyusui, menelan, menangis, dan membentuk hubungan-hubungan sederhana. Walaupun demikian saat lahir dan masa awal bayi, ketertarikan sel saraf ini masih lemah (Mc Devit & Ormord, 2002 : Santrock, 2006).
Menurut ahli saraf, sel otak tidak akan di produksi lagi setelah anak tersebut lahir, tetapi perkembangan otak setelah lahir lebih terarah pada penambahan jumlah jaringan antar neuron. Jika jumlah jaringan antar neuron meningkat,  maka anak akan mampu berpikir tentang hal-hal yang lebih kompleks (Treays, 2004).
Saat dilahirkan, otak bayi memiliki 10 milyar neuron. Neuron-neuron ini kemudian membentuk ribuan sambungan antar neuron yang di sebut dendrite, yang mirip seperti sarang laba-laba , dan akson yang berbentuk memanjang. Dendrit ini mengalami perkembangan secara dramatis hingga bayi berusia 2 tahun. Perkembangan dendrit ini menyebabkan keterkaitan antar neuron juga makin meningkat. Saat bayi berusia 2 bulan dendritnya sudah mencapai 50 sampai 1000 triliun. Selanjutnya, sel-sel glial yang tumbuh disekitar akson membentuk myelin yang memungkinkan neuron mentransmisikan pesan-pesan lebih cepat (Mc Devit & Ormod, 2002).
Beberapa penganut developmentisme percaya bahwa myelination mempunyai arti penting bagi pematangan kemampuan anak-anak. Misalnya myelination di daerah otak yang berkaitan dengan kordinasi tangan mata belum lengkap hingga usia 4 tahun. Meskipun otak telah berkembang saat anak-anak, perkembangannya tidak sepesat saat bayi. Hingga usia 3 tahun ukuran otaknya tiga perempat dari orang dewasa. Saat usia 5 atau 6 sampai 7 tahun otak anak mencapai dua pertiga otak dwasa, tetapi memiliki 5 sampai 7 kali lebih banyak sambungan antar neuron daripada otak anak saat usia 18 bulan atau orang dewasa. Smpai usia 8 tahun, otak anak bisa dikatakan sempurna akan tetapi cara kerjanya masih terperinci dan masih membutuhkan waktu untuk berkembang penuh.
Myelination dalam ruang frontal dari korteks terus mengalami penyempurnaan hingga remaja (Kolb & Fantein, 1998). Saat masa remaja juga dapat terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai belahan atau celah sentral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktifitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil kesimpulan (Carol & David R., 1995).
Perkembangan prontal lobe sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, hingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang baru. Saat kemampuan kognitif mencapai kematangan, remaja mulai memikirkan apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap orang tua, orang lain bahkan terhadap kekurangan diri sendiri (Myers, 1996).
Implikasi Perkembangan Otak Terhadap Pendidikan
Otak anak memang mempunyai kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan antar neuron. Namun, kemampuan itu berhenti saat usia 10-11 tahun jika tidak di kembangkan dan digunakan. Untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif anak, proses kematangan otak harus diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia yang makin luas. Dalam hal ini, pendidikan harus memberikan lebih banyak kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang memungkinkan otaknya berkembang.
“ otak adalah mata air yang seharusnya dialirkan secara berangsur-angsur, bukan sebagai wadah yang harus diisi secara penuh”, demikian kata Gabriel Camyer. Bahkan Mahmud Al-Istanbuli (2006) mengatakan “Otak yang bagus bukan otak yang penuh sesak tetapi otak yang sehat”. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya merupakan upaya mengembangkan segala potensi anak, melatih pengamatan dan pengambilan keputusan, merangsang pemikiran dan imajinasi, memperdalam pemahaman dan memperkuat konsentrasi.
F. Perkembangan Motorik Anak Usia Dasar   
Seiring bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan terkordinasi dengan baik saat usia sekolah. otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat sehingga membuat aktifitas fisik seperti, menendang, melipat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.
Saat usia 6 tahun kordinasi mata dan tangan (visio-motorik) yang di butuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, menangkap juga berkembang. Saat usia 7 tahun tangan anak semakin kuat dan ia lebih menyukai pinsil daripada krayon untuk melukis. Dari usia 8 sampai 10 tahun, tangan dapat digerakan bebas, mudah, tepat dan ukuran huruf menjadi lebih kecil dan lebih rata. Pada usia 10 sampai 12 tahun, anak mulai memperlihatkan keterampilan, memanipulasi, menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Mereka juga mulai memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang di perlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan instrumen music tertentu (Santrock, 1995).
Anak-anak usia sekolah ini mengembangkan kemampuannya untuk melakukan permainan (game) dengan peraturan, sebab mereka sudah dapat memahami dan menaati aturan-aturan dari suatu permainan. Di satu sisi, partisipasi anak-anak dalam bidang olah raga dapat member latihan dan kesempatan untuk belajar bersaing, meningkatkan harga diri (self-esteem), dan memperluas pergaulan dan persahabatan dengan teman-teman sebaya. Namun di sisi lain, olah raga juga menimbulkan dampak negative bagi anak-anak sehingga mereka mengalami terlalu banyak tekanan untuk berprestasi dan menang, cedera fisik, harus bolos dari tugas akademis, bersih mencapai harapan-harapan yang tidak realistis untuk menjadi atlit sukses.

v  Masa Pubertas
Pada anak laki-laki, sel-sel otot baru yang di bentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, tak heran jika anak laki-laki lebih kuat dibandingkan anak perempuan.
Perkembangan kekuatan otot tersebut di imbangi dengan perkembangan dalam mengkoordinasi gerakan antara otot yang satu dengan yang lain. Pada masa ini aktifitas sederhana yang meliputi lari jarak pendek, melompat dan melempar benda-benda sesukanya, sudah tidak menarik lagi. Sebaliknya, mereka membutuhkan jenis aktifitas yang lebih kompleks dan menantang.
Pada anak laki-laki kekuatan ototnya jauh lebih berkembang daripada keterampilan mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota tubuhnya. Berbeda dengan anak perempuan dimana gerakan tubuh, terutama jari-jari tangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan kekuatan ototnya.
Dengan koordinasi gerak tangan yang kian terampil, kemampuan menulis mereka cukup baik serta ukuran dan bentuk huruf-hurufnya semakin mendekati tulisan orang dewasa.
Sementara itu, perkembangan motorik kasar pun terus berlanjut, saat usia 10 tahun anak mampu berlari sejauh 62 m dalam waktu 5,5 detik, dengan kecepatan 4,5 m/dtk, melompat sejauh 1,3 meter, melempar bola sejauh 9 m dan saat usia 11 tahun mampu melompat sejauh 1,5 meter dan saat usia 12 tahun kecepatan larinya mencapai 62 meter dalam waktu 4 detik, 2 kali lebih cepat daripada saat ia berusia 6 tahun.
Factor-faktor yang menentukan tinggi tingkat perkembangan motorik anak yaitu kekuatan otot, ukura otot, koordinasi gerakan otot. Bila anak memasuki masa pubertas pada usia yang tepat maka ia akan memiliki kaki yang panjang serta otot tubuh yang kuat. 







Tag : info guru
0 Komentar untuk "Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik"

Back To Top