D. Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta
Didik
Dengan
masuknya anak sekolah dasar membawa perubahan besar dalam pola kehidupannya.
Pada usia sekolah dasar ini merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan
seragam sampai terjadi perubahan-perubahan pubertas, sekitar dua tahun
menjelang menjadi matang secara seksual. Karena itu masa ini sering di sebut ”
periode tenang”.
§ Keadaan berat
dan tinggi badan usia sekolah
Badan anak bagian atas berkembang lebih lambat dari
pada tubuh bagian bawah sampai anak usia 6 tahun. Selama masa akhir anak-anak
tinggi badan bertambah 5-6 % dan berat badannya bertambah hingga 10 % pertahun,
saat anak berumur 6 tahun tinggi rata-ratanya adalah 46 inchi dan beratnya 42,5
kg dan padaa saat berumur 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan beratnya
40-42,5 kg (Mussen, Canger & kangen, 1969).
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih
banyak dari pada panjang badannya, kaki dan tangan lebih panjang sedangkan dada
dan panggul lebih besar.pada waktu yang sama massa dan kekuatan otot secara
perlahan bertambah dan gemuk bayi (bayi fat) berkurang, pertambahan kekuatan
otot ini karena factor keturunan dan latihan (olah raga). Karena perbedaan
kekuatan otot maka otot anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan
(Santrack, 1995).
Pertumbuhan fisik selama masa ini, selain memberikan kemampuan
anak-anak berpartisipasi dalam berbagai hal baru, juga menimbulkan permasalahan-permasalahan
dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologi bagi mereka (Seifert &
Hoffnung, 1994).
§ Masa Pubertas
(10-14)
Akhir usia sekolah, anak akan memasuki masa yang
disebut dengan “pubertas” (berasal dari bahasa latin “ pubescere “ yang artinya
rambut kemaluan ), yaitu awal terjadinya pematangan seksual. Biasannya anak
perempuan 2 tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan
anak laki-laki. Menurut beberapa ahli perkembangan anak perempuan memasuki masa
pubertasnya saat berusia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki saat berusia 12
tahun.
§ Perubahan Fisik
Pada masa pubertas ini terjadi perubahan fisik yang
dramatis yang di sebut juga dengan “growth spurt” (percepatan pertumbuhan)
dimana terjadi perubahan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian fisik (Zigler
& Stevenson, 1993), baik pertambahan berat badan dan tinggi badan, proposi
dan bentuk tubuh, maupun kematangan seksual (Papalia, Old & Feldman, 2008).
Perubahan-perubahan fisik pada masa pubertas ini di
sebabkan oleh matangnya kelenjar pituitary (pituitary gland) yaitu kelenjar
endroktin yang berhubungan dengan otak, tepat berada di bawah hipotalamus.
Kelenjar ini mengeluarkan beberapa hormone yaiti : hormon pertumbuhan,
gonadotropik (hormon yang merangsang kegiatan di dalam gonad), dan hormon
kortikortopik (hormone yang mengatur fungsi-fungsi kulit adrenal).
Hormone
gonadrotopik mempercepat pematangan sel-sel telur dan sperma. Sehingga
mempengaruhi produksi hormone seks. Sedangkan hormon kortikotropik mempengaruhi
kelenjar suprarenalis (kelenjar anak ginjal). Hormone-hormon seks, yaitu
testosterone pada anak laki-laki dan estrogen pada anak perempuan bersama-sama
dengan hormon pertumbuhan dan suprarenalis mempengaruhi pertumbuhan anak. Pada
gilirannya terjadi apa yang di sebut dengan percepatan pertumbuhan (growth
spurt).
Percepatan
pertumbuhan yang terjadi pada fase ini hanya terjadi selama 2 tahun, setelah
berakhirnya fase ini maka anak tersebut memasuki kematangan seksual. Karena
anak perempuan 2 tahun lebih awal mengalami percepatan pertumbuhan di
bandingkan anak laki-laki maka anak perempuan lebih tinggi dan lebih kuat dari
pada ank laki-laki saat mereka berusia 10 atau 11 tahun. Tinggi rata-rata anak
perempuan pada saat memasuki percepatan pertumbuhan yaitu 54 atau 55 inchi
sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki yaitu 59 atau 60 inchi (seifert &
Hoffnung, 1994).
§ Proporsi Tubuh
Percepatan pertumbuhan selama masa pubertas juga
terjadi pada proporsi tubuh, yang sebelumnya percepatan pertumbuhannya terlalu
kecil tetap pada masa pubertas menjadi lebih besar. Ini terlihat jelas pada
pertumbuhan kaki dan tangan dan terjadi tidak proporsional. Perubahan ini yang
tidak seimbang menyebabkan anak merasa kaku dan canggung, sehingga ia khawatir
jika badannya tidak serasi dengan tangngan dan kakinya.
Perubahan-perubahan
dalam proporsi tubuh juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah anak seperti
: dahi yang mulanya sempit sekarang menjadi luas, mulut menjadi melebar, dan
bibir menjadi lebih penuh. Akan tetapi, perkembangan otot laki-laki lebih cepat
dan anak laki-laki juga memiliki lebih banyak memiliki jaringan otot, sehingga
anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan.
§ Kematangan
Seksual
Kematangan
seksual di tandai dengan perubahan cirri-ciri seks primer (primery seks
characteristics) dan cirri-ciri seks sekunder (secondary seks characteristics).
a. Perubahan
Cri-Ciri Seks Primer
Ciri-ciri
seks primer anak laki-laki di tunjukan dengan pertumbuhan dari batang kemaluan
(penis) dan kantung kemaluan (scrotum) yang terjadi sejak usia anak sekitar 12
tahun dan terjadi selama 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skortum (Seifort
& Hoffnung, 1994). Pada scortum terdapat dua buah testis (buah pelir) yang
bergantung di bawah penis. Tstis ini sudah anak sejak anak di lahirkan tetapi
hanya 10 % dari ukuran matangnya, testis mencapai ukuran kematangannya saat
anak berusia 20 atau 21 tahun.
Perubahan
ini terjadi pada anak laki-laki di pengaruhu oleh hormon terutama hormone
perangsang yang di produksi oleh kelenjar bawah otak (piuitary gland), hormone
ini merangsang testis sehingga menghasilkan hormon testotern dan androgen serta
sepermatoza (sarwono, 1994). Sperma yang di hasilkan testis selama masa ini
memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Oleh karena
itu, kadang-kadang anak laki-laki berusia 12 tahun kemungkinan mengalami
penyemburan air mani (ejecualation of semen) mereka yang pertama atau yang
sering di sebut dengan mimpi basah.
Pada
anak perempuan perubahan ini di tandai dengan munculnya menstruasi, yang di
sebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali oleh perempuan.
Terjadinya menstruasi pertama ini member petunjuk bahwa mekanisme reproduksi
anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan
melahirkan. Menstruasi yang dialami anak perempuan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut bagian
bawah wanita, dekat dengan uterus, yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum)
dan hormone estrogen dan progesterone. Hormone progesterone bertugas
mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi.
Sedangkan hormone
estrogen adalah hormone yang mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada tubuh
seseorang (pembesaran payudara dan pinggul, suara, dan lain-lain). Hormon ini yang
mengatur siklus haid (Sarwono, 1993). Ketika percepatan pertumbuhan mencapai
puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat
(malina, 1990).
b. Perubahan
Ciri-Ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks
sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak berhubungan secara langsung
dengan proses reproduksi, tetapi merupakan tanda-tanda perbedaan antara anak
laki-laki dengan anak perempuan. Tanda-tanda jasmani yang terjadi pada anak
laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar,
suara berat, tumbuh bulu diketiak, dada, kaki dan lengan dan sekitar kemaluan
serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat pada payudara
dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu diketiak dan disekitar
kemaluan.
E. Implikasi Genetik dan Lingkungan
Terhadap Pendidikan
Mc Devit & Ormord (2002)
mereka merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam
menyikapi pengaruh genetik dan lingkungan bagi perkembangan peserta didik,
yaitu :
a. Memahami
dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak. Guru menghargai
karakteristik fisik, tipe-tipe kepribadian dan bakat-bakat mereka dapat membuat
peserta didik senang.
Guru harus memberikan tempat yang benar dihatinya
untuk semua anak-anak yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda, yaitu : ada yang
tinggi dan pendek, gemuk dan kurus, serasi dan kikuk, yang sedih dan ceria, dan
juga yang kalem dan pemarah.
b. Menyadari
bahwa sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembangan.
Faktor-faktor dapat mempengaruhi perkembangan anak melalui banyak cara, seperti
layanan pengajaran dan bimbingan, anak yang secara genetik pemarah atau
agresif, dapat di latih dan dibimbing agar menjadi seseorang yang lebih adaptif
dan memperlihatkan tingkah laku prososial.
c. Mendorong
siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan. Contohnya
untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus aktif mencari lingkungan
dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan naturalnya dan guru mengambil
posisi kunci, untuk menolong mereka menemukan aktifitas dan sumber-sumber yang
memungkinkan mereka menggunakan dan mengembangkan bakat-bakat mereka.
Perkembangan Otak
Otak adalah sebuah
system biologis manusia yang di ciptakan allah SWT. Untuk mengindra dunia dan
sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak bukan sekedar suatu
gumpalan keriput dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar
keseluruh tubuh. Otak memanjang hingga ke ujung sum-sum tulang belakang ini
keluarlah rangkaian serabut sel darah biru, hingga berdirinya bulu pada kulit
jika merasa takut, semuanya diatur oleh system syaraf. Tak satu pun organ atau
sel dalam tubuh kita yang lepas dari jangkauan otak (Mc Crane,2 003).
Karena
otak merupakan sentral dari semua aktifitas manusia, baik aktifitas organ yang
ada di dalam tubuh maupun aktifitas pancaindera yang ada di luar, maka
perkembangan otak memiliki pengaruh yang besar terhadap semua aspek
perkembangan. Dalam hal ini Mc Devin dan Ormord (2002)
menulis, “the human brain is a complmisalnya organ that regulates basic
physchiological functions e.g respiration and heart rate”, senstations of
pleasure and pain, motor skill and coordination, emotional, respons and
intellectual pursuits”. Elizabeth B. Hurlock (1981) juga meyakini “growth and
development of the brain and nervous system affect all aspects of the child’s
development”.
Meskipun
otak bertanya hanya 1, 2 kg atau 0, 2 % dari berat seluruh tubuh,tetapi ia
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan seluruh fungsi tubuh
lainnya, seperti : mengingat, konsentrasi, mengantuk, berfikir, emosi, tingkah
laku, dan sebagainya. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah di
kenal dalam semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang
dan secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri. Otak adalah organ yang
apabila dirawat dan di pelihara secara baik dan teratur dapat bertahan hingga
100 tahun. Jika anggota tubuh lain semakin tua akan semakin rusak tetapi otak
justru semakin tua semakin menunjukan fungsi yang kian luas dan lebar.
Sama
seperti aspek-aspek perkembangan lainnya, perkembngan otak juga di pengaruhi
oleh interaksi heraditas dan lingkungan. Hal ini sebagaimana di kememukakan
oleh Johnson (1998), “ the constructive process by which genes interact with
their environment to yield complec structures as the human brain and the
cognitive process it supports”.
Perkembangan
otak trjadi sejak mulai masa prenatal, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi. Pada awal masa
ini otak terlihat seperti tabung yang tidak rata dan sangat halus (Rayport 1992; Johnson, 1998), tabung-tabung halus
ini berisi sel-sel dan membentuk kantong-kantong dan ruang-ruang. Ruang-ruang
tersebut terbagi menjadi tiga ruang, yaitu : forebrain (otak depan ), mildbrain
(otak tengah), hindbrain (otak belakang).
Dengan
perkembangan janin, otak depan akan berkembang perlahan, sehingga menjadi
bagian atau ruang yang tersebar di banding dengan ruang yang lain.semakin
meningkatnya kemampuan janin memproses informasi-informasi, otak besar semakin
besar. Pada saat yang sama, otak tengah mengurangi besarnya, dan otak belakang
tetap sama seperti semula (Daviddoff, 1988).
Sekitar
usia 5 sampai 20
minggu perkembangan janin dalam kandungan, bagian dalam ruang-ruang otak ini mulai
memproduksi sel-sel neuron. Sel-sel neuron ini bertanggung jawab
menstransmisikan informasi dan membuat manusia mampu berpikir secara cerdas.
Karena di bawa oleh zat-zat kimia, neuron-neuron ini di bawa ke ruang khusus
kemudian diruang khusus ini, neuron-neuron di pertahankan dan di sokong oleh
sel gilial sehingga menjadi kukuh dan kuat. Sel gilial adalah sel khusus yang
mengelilingi sel neuron dan memungkinkan akselerasi proses berfikir, setelah ia
sampai di ruang khusus, neuron-neuron membentuk serabut saraf yang dikenal
dengan dendrit dan akson guna menjalin hubungan satu sama lain (Diamond &
Hopson, 1988; Taufik Pasiak, 2003).
Jumlah
sel-sel neuron ini akan bertambah banyak seiring terbentuknya hubungan-hubungan
baru akibat masuknya informasi kedalam otak. Ketika informasi masuk, maka
segera terjadi kontak dan antara hubungan sel saraf. Jika jalinan itu didukung
(dalam bentuk selubung ) oleh komponen yang bernama myelin, maka jalinan itu
akan kuat. Myelin terhubung dengan daya ingat seseorang.
Semakin
sering orang mengulang informasi yang masuk, semakin tegas myelination. Menurut
Santrock (1996), myelination in a process in which nerve cells are insuled with
a layer for fat cells, which increases the speed at wich information travel
faster.
Jadi
yang dimaksud dengan myelination adalah suatu proses dimana sel-sel urat saraf
ditutup dan di bungkus dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Pembungkusan sel-sel
urat saraf ini berdampak pada peningkatan percepatan informasi yang bergerak
melalui system urat saraf. Proses myelination berlangsung pada tahun-tahun
pertama. Proses myelination yang terjadi pada masa prenatal ini, neuron-neuron
berperan penting dalam mengembangkan kecakapan-kecakapan dasar bagi
kelangsungan hidup pada proses prenatal, mengembangkan keterampilan-keterampilan
motorik, seperti proses berfikir. Meskipun proses myelination lebih terlihat
pada prenatal tetapi perkembangannya terus berlanjut pada masa anak-anak remaja
dan dewasa awal (Bruer, 1999).
Perkembangan
otak pada masa prenatal ini menentukan perkembangan anak selanjutnya setelah ia
lahir, karena pada masa prenatal ini janin sudah dilengkapi dengan semua sel
saraf (neuron ) yang akan dimilikinya selama ia hidup. Dengan kelengkapan
sel-sel ini, maka bayi yang baru lahir sudah siap menjalankan tugasnya untuk kelangsungan hidupnya seperti :
bernapas, menyusui, menelan, menangis, dan membentuk hubungan-hubungan
sederhana. Walaupun demikian saat lahir dan masa awal bayi, ketertarikan sel
saraf ini masih lemah (Mc Devit & Ormord, 2002
: Santrock, 2006).
Menurut
ahli saraf, sel otak tidak akan di produksi lagi setelah anak tersebut lahir,
tetapi perkembangan otak setelah lahir lebih terarah pada penambahan jumlah
jaringan antar neuron. Jika jumlah jaringan antar neuron meningkat, maka anak akan mampu berpikir tentang hal-hal
yang lebih kompleks (Treays, 2004).
Saat
dilahirkan, otak bayi memiliki 10 milyar neuron. Neuron-neuron ini kemudian
membentuk ribuan sambungan antar neuron yang di sebut dendrite, yang mirip
seperti sarang laba-laba , dan akson yang berbentuk memanjang. Dendrit ini
mengalami perkembangan secara dramatis hingga bayi berusia 2 tahun. Perkembangan dendrit ini
menyebabkan keterkaitan antar neuron juga makin meningkat. Saat bayi berusia 2 bulan dendritnya sudah mencapai 50 sampai
1000 triliun. Selanjutnya, sel-sel glial yang tumbuh disekitar akson membentuk
myelin yang memungkinkan neuron mentransmisikan pesan-pesan lebih cepat (Mc
Devit & Ormod, 2002).
Beberapa
penganut developmentisme percaya bahwa myelination mempunyai arti penting bagi
pematangan kemampuan anak-anak. Misalnya myelination di daerah otak yang
berkaitan dengan kordinasi tangan mata belum lengkap hingga usia 4 tahun.
Meskipun otak telah berkembang saat anak-anak, perkembangannya tidak sepesat
saat bayi. Hingga usia 3 tahun ukuran otaknya tiga perempat dari orang dewasa.
Saat usia 5 atau 6 sampai 7 tahun otak anak mencapai dua pertiga otak dwasa,
tetapi memiliki 5 sampai 7 kali lebih banyak sambungan antar neuron daripada
otak anak saat usia 18 bulan atau orang dewasa. Smpai usia 8 tahun, otak anak
bisa dikatakan sempurna akan tetapi cara kerjanya masih terperinci dan masih
membutuhkan waktu untuk berkembang penuh.
Myelination
dalam ruang frontal dari korteks terus mengalami penyempurnaan hingga remaja
(Kolb & Fantein, 1998). Saat masa remaja juga dapat terjadi reorganisasi
lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai belahan atau
celah sentral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktifitas kognitif tingkat
tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan
mengambil kesimpulan (Carol & David R., 1995).
Perkembangan
prontal lobe sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, hingga
mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat
pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang baru. Saat kemampuan kognitif
mencapai kematangan, remaja mulai memikirkan apa yang diharapkan dan melakukan
kritik terhadap orang tua, orang lain bahkan terhadap kekurangan diri sendiri
(Myers, 1996).
Implikasi Perkembangan Otak Terhadap
Pendidikan
Otak
anak memang mempunyai kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan antar neuron.
Namun, kemampuan itu berhenti saat usia 10-11 tahun jika tidak di kembangkan
dan digunakan. Untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif anak, proses
kematangan otak harus diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia
yang makin luas. Dalam hal ini, pendidikan harus memberikan lebih banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang
memungkinkan otaknya berkembang.
“
otak adalah mata air yang seharusnya dialirkan secara berangsur-angsur, bukan
sebagai wadah yang harus diisi secara penuh”, demikian kata Gabriel Camyer.
Bahkan Mahmud Al-Istanbuli (2006)
mengatakan “Otak yang bagus bukan otak yang penuh sesak tetapi otak yang
sehat”. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya merupakan upaya mengembangkan
segala potensi anak, melatih pengamatan dan pengambilan keputusan, merangsang
pemikiran dan imajinasi, memperdalam pemahaman dan memperkuat konsentrasi.
F. Perkembangan Motorik Anak Usia
Dasar
Seiring
bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Perkembangan motorik anak lebih
halus, lebih sempurna dan terkordinasi dengan baik saat usia sekolah. otot-otot
tangan dan kakinya sudah mulai kuat sehingga membuat aktifitas fisik seperti,
menendang, melipat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan dengan
cepat dan akurat.
Saat
usia 6 tahun kordinasi mata dan tangan (visio-motorik) yang di butuhkan untuk membidik,
menyepak, melempar, menangkap juga berkembang. Saat usia 7 tahun tangan anak
semakin kuat dan ia lebih menyukai pinsil daripada krayon untuk melukis. Dari
usia 8 sampai 10 tahun, tangan dapat digerakan bebas, mudah, tepat dan ukuran
huruf menjadi lebih kecil dan lebih rata. Pada usia 10 sampai 12 tahun, anak mulai memperlihatkan
keterampilan, memanipulasi, menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Mereka
juga mulai memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang
di perlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau
memainkan instrumen music tertentu (Santrock, 1995).
Anak-anak
usia sekolah ini mengembangkan kemampuannya untuk melakukan permainan (game)
dengan peraturan, sebab mereka sudah dapat memahami dan menaati aturan-aturan
dari suatu permainan. Di satu sisi, partisipasi anak-anak dalam bidang olah
raga dapat member latihan dan kesempatan untuk belajar bersaing, meningkatkan
harga diri (self-esteem), dan memperluas pergaulan dan persahabatan dengan teman-teman
sebaya. Namun di sisi lain, olah raga juga menimbulkan dampak negative bagi
anak-anak sehingga mereka mengalami terlalu banyak tekanan untuk berprestasi
dan menang, cedera fisik, harus bolos dari tugas akademis, bersih mencapai
harapan-harapan yang tidak realistis untuk menjadi atlit sukses.
v Masa Pubertas
Pada anak laki-laki, sel-sel otot baru yang di
bentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, tak heran jika anak
laki-laki lebih kuat dibandingkan anak perempuan.
Perkembangan
kekuatan otot tersebut di imbangi dengan perkembangan dalam mengkoordinasi
gerakan antara otot yang satu dengan yang lain. Pada masa ini aktifitas
sederhana yang meliputi lari jarak pendek, melompat dan melempar benda-benda
sesukanya, sudah tidak menarik lagi. Sebaliknya, mereka membutuhkan jenis
aktifitas yang lebih kompleks dan menantang.
Pada anak laki-laki kekuatan ototnya jauh lebih
berkembang daripada keterampilan mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota
tubuhnya. Berbeda dengan anak perempuan dimana gerakan tubuh, terutama
jari-jari tangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan
kekuatan ototnya.
Dengan koordinasi gerak tangan yang kian terampil,
kemampuan menulis mereka cukup baik serta ukuran dan bentuk huruf-hurufnya
semakin mendekati tulisan orang dewasa.
Sementara itu, perkembangan motorik kasar pun terus
berlanjut, saat usia 10 tahun anak mampu berlari sejauh 62 m dalam waktu 5,5 detik, dengan
kecepatan 4,5 m/dtk, melompat sejauh 1,3 meter, melempar bola sejauh 9 m dan
saat usia 11 tahun mampu melompat sejauh 1,5 meter dan saat usia 12 tahun kecepatan larinya mencapai 62 meter dalam waktu 4 detik, 2 kali lebih
cepat daripada saat ia berusia 6 tahun.
Factor-faktor yang menentukan tinggi tingkat
perkembangan motorik anak yaitu kekuatan otot, ukura otot, koordinasi gerakan
otot. Bila anak memasuki masa pubertas pada usia yang tepat maka ia akan
memiliki kaki yang panjang serta otot tubuh yang kuat.
Tag :
info guru
0 Komentar untuk "Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik"